Ilmu Pengetahuan
“ Ilmu pengetahuan” lazim digunakan dalam pengertian
sehari-hari, terdiri dari dua kata, “ ilmu “ dan “ pengetahuan “, yang
masing-masing punya identities sendiri-sendiri. Dan oleh Bacon & David
Home pengetahuan diartikan sebagai pengalaman indera dan batin. Menurut Imanuel
Kant pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman. Dari berbagai
macam pandangan tentang pengetahuan diperoleh sumber-sumber
pengetahuan berupa ide, kenyataan, kegiatan akal-budi, pengalaman,
sintesis budi, atau meragukan karena tak adanya sarana untuk mencapai
pengetahuan yang pasti.
Untuk membuktikan
pengetahuan itu benar, perlu berpangkal pada teori kebenaran pengetahuan :
- Pengetahuan dianggap benar
apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi)
yang terdahulu
- Pengetahuan dianggap benar
apabila ada kesesuaian dengan kenyataan
- Pengetahuan dianggap benar
apabila mempunyai konsekwensi praktis dalam diri yang mempunyai pengeahuan
itu.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga
tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ; ontologis, epistemologis, dan
aksiologis. Epistemologis hanyalah merupakan cara bagaimana materi pengetahuan
diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan. Ontologis dapat diartikan
hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan.Komponen aksiologis adalah asas
menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Langkah-langkah dalam
memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan.
Dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta
yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian
menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berpikir analitis, sistesis,
induktif dan deduktif. Yang terakhir ialah pengujian kesimpulan dengan
menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari berbagai hal yang merupakan
pengingkaran.
Untuk mencapai suatu
pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah,
yang meliputi empat hal yaitu :
- Tidak ada perasaan yang
bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif
- Selektif, artinya mengadakan
pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau
gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada
- Kepercayaan yang layak terhadap
kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam budi yang
digunakan untuk mencapai ilmu
- Merasa pasti bahwa
setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai
kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Teknologi
Dalam
konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah
dikatakan bahwa pengetahuan (body of knowledge), dan teknologi sebagai suatu
seni (state of arts ) yang mengandung pengetian berhubungan dengan proses
produksi; menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja
dan ketrampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. Teknologi
memperlihatkan fenomenanya alam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki
otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup
teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya berjudul “the technological
society” (1964) tidak mengatakan teknologi tetapi teknik, meskipun artinya sama.
Menurut Ellul istilah teknik digunakan tidak hanya untuk mesin, teknologi atau
prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas metode yang
dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat
perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas manusia.
Fenomena teknik pada
masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagia
berikut :
- Rasionalistas,
- Artifisialitas
- Otomatisme
- Teknik berkembang pada suatu
kebudayaan
- Monisme
- Universalisme
- Otonomi.
Teknologi yang berkembang
dengan pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang
teknik digambarkan sebagaia berikut :
1. Teknik
meluputi bidang ekonomi,
2. Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer
3.Teknik meliputi bidang manusiawi.
2. Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer
3.Teknik meliputi bidang manusiawi.
Alvin Tofler (1970)
mengumpamakan teknologi itu sebagai mesin yang besar atau sebuah akselarator
(alat pemercepat) yang dahsyat, dan ilmu pengetahuan sebagai bahan bakarnya.
Kemiskinan
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Garis kemiskinan yang menentukan batas
minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa
dipengaruhi oleh tiga hal :
1. Persepsi
manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
2. Posisi manusia
dalam lingkungan sekitar
3. Kebutuhan
objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
Persepsi manusia
terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
adat istiadat, dansistem nilai yang dimiliki.
Nilai uang sebgai patokan bagi penetapan pendapatan minimal yang
diperlukan, sehingga garis kemiskinan ditentukan oleh tingkat pendapatan
minimal ( versi bank dunia, dikota 75 $ dan desa 50 $AS perjiwa setahun, 1973)
( berapa sekarang ? ).
Berdasarkan ukuran ini
maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Tidak
memiliki faktor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll
2. Tidak
memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri,
seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha
3. Tingkat
pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD
4. Kebanyakan
tinggal di desa sebagai pekerja bebas
5. Banyak
yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
Kemiskinan menurut orang
lapangan (umum) dapat dikatagorikan kedalam tiga unsur :
1. Kemiskinan
yang disebabkan handicap badaniah ataupun mental seseorang
2. Kemiskinan
yang disebabkan oleh bencana alam
3. Kemiskinan buatan.
Yang relevan dalam hal ini adalah kemiskinan buatan, buatan manusia
terhadap manusia pula yang disebut kemiskinan structural. Itulah kemiskinan
yang timbul oleh dan dari struktur-struktur buatan manusia, baik
struktur ekonomi, politik, sosial maupun cultural.
Kemiskinan
menjadi suatu kebudayaan atau subkultur, yang mempunya struktur dan way of life
yang telah turun temurun melalui jalur keluarga. Kemiskinan (yang membudaya)
itu disebabkan oleh dan selama proses perubahan sosial secara fundamental,
seperti transisi dari feodalisme ke kapitalisme, perubahan teknologi yang
cepat, kolonialisme, dsb.obatnya tidak lain adalah revolusi yang sama radikal
dan meluasnya.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar