1. Macam-macam Teknik Pengumpulan Data
sumber : Google images
a. Angket
(Kuesionare)
Angket adalah daftar pertanyaan yang
diberikan kepada responden untuk menggali data sesuai dengan permasalahan
penelitian. Menurut Masri Singarimbum, pada penelitian survai, penggunaan
angket merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di lapangan.
Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun tabel-tabel
dan dianalisa secara statistik untuk menarik kesimpulan penelitian.
Tujuan pokok pembuatan kuesioner
adalah (a) untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan
penelitian, dan (b) untuk memperoleh informasi dengan reliabel dan validitas
yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun
kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang disusun harus sesuai dengan hipotesa dan
tujuan penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto, sebelum
kuesioner disusun memperhatikan prosedur sebagai berikut:
1) Merumuskan
tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
2) Mengidentifikasikan
variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
3) Menjabarkan
setiap variabel menjadi sub-sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
4) Menentukan
jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus unit analisisnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan kuesioner, antara lain:
- Pertanyaan-pertanyaan
yang disusun dalam kuesioner juga harus sesuai dengan variebel-veriabel
penelitian, yang biasanya sudah didefinisikan dalam definisi operasional, yang
mengandung indikator-indikator penelitian sesuai dengan permasalahan
penelitian.
- Tiap
pertanyaan dalam kuesiner adalah bagian dari penjabaran definisi operasional,
sehingga dapat dianalisa dengan tepat untuk menjawab permasalahan penelitian.
Dalam kusioner, pertanyaan-pertanyaan
yang diajaukan biasanya pertanyaan mengenai hal-hal sebagai berikut:
- Pertanyaan
tentang fakta. Misalnya umur, pendidikan, status dan agama
- Pertanyaan
tentang pendapat dan sikap, yang menyangkut masalah perasaan dan sikap
respondsen tentang sesuatu
- Pertanyaan
tentang informasi. Pertanyaan yang menyangkut apa yang diketahui oleh responden
- Pertanyaan
tentang persepsi diri. Responden menilai perilakunya diri dalam hubungannya
dengan orang lain.
Ditinjau dari segi cara
pemakain kuesioner, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh peneliti, antara
lain:
1) Kuesioner
digunakan dalam wawancara tatap muka dengan responden
2) Kuesioner
diisi sendiri oleh responden
3) Wawancara
melalui telepon
4) Kuesioner
dikirim melalui pos.
Bagaimana merumuskan/menyusun angket?,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
- Pakailah
bahasa yang sederhana yang dapat dipahami oleh responden.
- Pakailah
kalimat yang pendek yang mudah difahami.
- Jangan
terlampau cepat menganggap bahwa responden telah memiliki pengetahuan atau
pengalaman tentang masalah penelitian.
- Lindungi
harga diri responden.
- Bila ingin
menanyakan suatu perasaan atau tanggapan yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan, tanyakan terlebih dahulu hal-hal yang menyenangkan.
- Pertimbangkan
pertanyaan bersifat langsung atau tidak langsung.
- Tentukan
pertanyaan terbuka atau tertutup.
- Masukkan hanya
satu buah pikiran dalam tiap pertanyaan.
- Rumusan
pertanyaan jangan sampai memalukan responden. (lihat, Nasution, 2006:135-137)
Contoh Angket......
1) Angket
Terbuka, yaitu angket dimana responden diberi kebebasan untuk menjawab
Contoh: Metode apa yang digunakan oleh
Bapak/ibu dalam pengajaran PAI dikelas?
a......................
b......................
c......................
d......................
2) Angket Tertutup, apabila
jawaban pertanyaan sudah disediakan oleh peneliti.
Contoh: Apakah Bapak/Ibu senantiasa
memeriksa hasil pekerjaan anak dikelas?
a. Selau
b. Sering
c. Jarang sekali
3) Angket semi
terbuka, yaitu jawaban pertanyaan sudah diberikan oleh peneliti, tetapi diberi
kesempatan untuk menjawab sesuai kemauan responden
Contoh: Apa metode yang Bapak?Ibu
gunakan dalam pengajaran PAI
a. Diskusi
b. Ceramah
c. ............
Berdasar dari terbentuknya
- Pilihan ganda
Contoh, seperti pada angket tertutup
- Isian
Contoh seperti pada angket terbuka
- Chek list
Contoh
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
1
|
Sebelum pelajaran dimulai diadakan
absensi terhadap siswa
|
ya
|
tidak
|
- Rating Skala
Contoh:
No
|
Item Pertanyaan
|
Alternatif Jawaban
|
Dimensi Kesadaran Diri
|
STS
|
TS
|
N
|
S
|
SS
|
1
|
Percaya diri bahwa saya merupakan orang yang memiliki
kreatifitas dan mampu dalam melaksanakan tugas
|
|
|
|
|
|
2
|
Mengakui kekuatan dan kelemahan diri
|
|
|
|
|
|
3
|
Memikul tugas dan bertanggung jawab
dalam menyelesaikan masalah
|
|
|
|
|
|
b. TES
Tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok.
Ditinjau dari sasaran atau obyek yang
akan dievaluasi, ada beberapa macam tes dan alat ukur.
- Tes
kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk
mengungkap kepribadian seseorang, seperti self–concept,
kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya.
- Tes bakat
atau abtitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau
mengetahui bakat seseorang.
- Tes
intelegensi atau intellegence test, yaitu tes yang digunakan untuk
mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang
dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur
intelegensinya.
- Tes sikap
atau attitude test, yang sering disebut dengan istilah kala sikap,
yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap
seseorang.
- Tes
minat atau measures test yaitu tes yang digunakan untuk
menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
- Tes prestasi
atau achievement test yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
c. Wawancara
Wawancara merupakan proses komunikasi
yang sangat menentukan dalam proses penelitian. Dengan wawancara data yang
diperoleh akan lebih mendalam, karena mampu menggali pemikiran atau pendapat
secara detail. Oleh karena itu dalam pelaksanaan wawancara diperlukan
ketrampilan dari seorang peneliti dalam berkomunikasi dengan responden. Seorang
peneliti harus memiliki ketrampilan dalam mewawancarai, motivasi yang tinggi,
dan rasa aman, artinya tidak ragu dan takut dalam menyampaikan wawancara.
Seorang peneliti juga harus bersikap netral, sehingga responden tidak merasa
ada tekanan psikis dalam memberikan jawaban kepada peneliti.
Secara garis besar ada dua macam pedoman
wawancara, yaitu:
- Pedoman
wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis
besar yang akan ditanyakan. Dalam hal ini perlu adanya kreativitas pewawancara
sangat diperlukan, bahkan pedoman wawancara model ini sangat
tergantung pada pewawancara.
- Pedoman
pewawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci
sehingga menyerupai chek-list. Pewawancara hanya tinggal memberi tanda v
(check).
Dalam pelaksanaan penelitian
dilapangan, wawancara biasanya wawancara dilaksanakan dalam bentuk ”semi
structured”. Dimana interviwer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah
terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam menggali keterangan
lebih lanjut. Dengan model wawancara seperti ini, maka semua variabel
yang ingin digali dalam penelitian akan dapat diperoleh secara lengkap dan
mendalam.
Menurut Nasution, ada
beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam wawancara, antara lain: pengalaman,
pendapat, perasaan, pengetahuan, pengeinderaan dan latar belakang pendidikan.
Dalam pelaksanaan wawancara, sering
kita temukan dilapangan adanya perbedaan persepsi pandangan tentang hal-hal
tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian, antara peneliti dengan orang
yang diwawancarai. Berdasar hal tersebut, yang perlu diketahui bahwa dalam
penelitian kualitatif naturalistik, ada dua istilah yaitu informasi emic dan
etic. Informasi emic adalah informasi yang berkaitan dengan
bagaimana pandangan responden terhadap dunia luar berdasar perspektifnya
sendiri, sedangkan yang berdasar perspektif peneliti disebut informasi etic.
d. Dokumen
Data dalam penelitian kualitatif
kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui
observasi dan wawancara. Sumber lain yang bukan dari manusia (non-human
resources), diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Dokumen terdiri bisa
berupa buku harian, notula rapat, laporan berkala, jadwal kegiatan, peraturan
pemerintah, anggaran dasar, rapor siswa, surat-surat resmi dan lain sebagainya.
Selain bentuk-bentuk dokumen tersebut
diatas, bentuk lainnya adalah foto dan bahan statistik. Dengan menggunakan foto
akan dapat mengungkap suatu situasi pada detik tertentu sehingga dapat
memberikan informasi deskriptif yang berlaku saat itu. Foto dibuat dengan
maksud tertentu, misalnya untuk melukiskan kegembiraan atau kesedihan,
kemeriahan, semangat dan situasi psikologis lainya. Foto juga dapat
menggambarkan situasi sosial seperti kemiskinan daerah kumuh, adat istiadat,
penderitaan dan berbagai fenomena sosial lainya.
Selain foto, bahan statistik juga
dapat dimanfaatkan sebagai dokumen yang mampu memberikan informasi kuantitatif,
seperti jumlah guru, murid, tenaga administrasi dalam suatu lembaga atau
organisasi. Data ini sangat membantu sekali bagi peneliti dalam menganalisa
data, dengan dokumen-dokumen kuantitatif ini analisa data akan lebih mendalam
sesuai dengan kebutuhan penelitian.
d. Observasi
Agar observasi yang dilakukan oleh
peneliti memperoleh hasil yang maksimal, maka perlu dilengkapi format atau
blangko pengamatan sebagai instrumen. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti
bukan hanya sekedar mencatat, tetapi juga harus mengadakan pertimbangan
kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.
Seorang peneliti harus melatih
dirinya untuk melakukan pengamatan. Banyak yang dapat kita amati di dunia
sekitar kita dimanapun kita berada. Hasil pengamatan dari masing-masing
individu akan berbeda, disinilah diperlukan sikap kepekaan calon peneliti
tentang realitas diamati. Boleh jadi menurut orang lain realitas yang kita
amati, tidak memiliki nilai dalam kegiatan penelitian, akan tetapi munurut kita
hal tersebut adalah masalah yang perlu diteliti.
Observasi dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu observasi partisipasi dan non-partisipan. Observasi partisipasi
dilakukan apabila peneliti ikut terlibat secara langsung, sehingga menjadi
bagian dari kelompok yang diteliti. Sedangkan observasi non partisipan
adalah observasi yang dilakukan dimana peneliti tidak menyatu dengan yang
diteliti, peneliti hanya sekedar sebagai pengamat.
Menurut Nasution, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi, antara lain:
- Harus diketahu
dimana observasi dapat dilakukan, apakah hanya ditempat-tempat pada waktu
tertentu atau terjadi diberbagai lokasi?
- Harus
ditentukan siapa-siapa sajakah yang dapat diobservasi, sehingga benar-benar
representatif?
- Harus
diketahui dengan jelas data apa yang harus dikumpulkan sehingga relevan dengan
tujuan penelitian.
- Harus
diketahui bagaimana cara mengumpulkan data, terutama berkaitan dengan izin
pelaksanaan penelitian.
- Harus
diketahui tentang cara-cara bagaimana mencatat hasil observasi.
1. Membuat Instrumen Pengumpulan Data
Ada beberapa langkah yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan instrumen, antara lain:
a. Mengindentifikasikan
variabel-variabel yang diteliti
b. Menjabarkan
variabel-variabel dalam beberapa dimensi
c. Mencari
indikator-indikator setiap dimensi
d. Mendeskripsikan
kisi-kisi instrumen
e. Merumuskan
item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen
f. Petunjuk
pengisian
Hal lain yang perlu diperhatikan agar
instrumen yang disusun tepat sesuai sasaran yang ingin dicapai adalah:
- Menetapkan
sebuah konstruk, yaitu membuat batasan mengenai variabel yang diteliti.
- Menetapkan
dimensi-dimensi, yaitu merumuskan unsur-unsur atau bagian-bagian yang ada pada
sebuah kontrak.
- Menyusun
item-item pertanyaan atau pernyataan, yaitu menjabarkan sebuah dimensi-dimensi
ke dalam beberapa pertanyaan, untuk menerangkan konstruk variabel yang hendak
diteliti.
2. Membuat catatan lapangan
a. Data Hasil Catatan Lapangan
Catatan terdiri atas dua bagian, yakni
(1) deskripsiyaitu tentang apa yang sesungguhnya kita amati, yang
benar-benar terjadi menurut apa yang kita lihat, dengar dan amati dengan alat
indra , dan (2) komentar, tafsiran, refleksi, pemikiran atau
pandangan sesuatu yang kita amati. Deskripsi ialah uraian obyektif tentang apa
yang sebenarnya terjadi menurut apa yang kita lihat dan dengar, tanpa diwarnai
oleh pandangan atau tafsiran kita. Komentar adalah pandangan, penilaian,
penafsiran terhadap sesuatu. Misal dalam suatu kelas, ada seoarang siswa yang
mengantuk dan berusaha untuk menahan rasa kantuk tersebut untuk memperhatikan
pelajaran yang disampaikan guru. Fenomena tersebut adalah sebuah deskripsi
(kenyataan) tentang proses belajar dikelas, tetapi bila kita mengatakan malas,
maka hal tersebut sudah termasuk penafsiran.
b. Sistematika catatan
Dalam mendeskripsikan data kita perlu
adanya kode yang memudahkan dalam pelaksanaan observasi. Misalnya deskripsi
diberi kode D dan refleksi diberi kode R.
- DP : Deskripsi
Partisipan, misalnya mengenai usia responden, wajahnya, tubuhnya, cara
berpakaian, bertindak, berbicara, sikap dan sebagainya.
- DD : Deskripsi Dialog,
yaitu deskripsi yang berkaitan dengan percakapan antara peneliti dengan
responden atau orang lain, juga antara orang yang ada hubungannya dengan topik
penelitian.
- DLF : Deskripsi Lingkungan Fisik,
yaitu deskripsi mengenai keterangan tentang lokasi, gedung, ruangan, pekarangan
fasilitas dan lain sebagainya.
- DK : Deskripsi
kejadian-kejadian, yaitu deskripsi tentang peristiwa-peristiwa apa yang
terjadi, seperti tindakan guru, perbuatan siswa, pelajaran yang berlangsung,
hukuman yang diberikan siswa, apa yang terjadi diluar kelas
- DH : Deskripsi Hubungan
dengan partisipan atau orang lain, misalnya hubungan antara siswa dengan
temanya, guru dan pegawai administrasi.
Refleksi adalah pemikiran, tafsiran
atau komentar tentang apa yang diamati. Peneliti mengolah apa yang diobservasi,
ia mencari maknanya untuk kemudian menemukan pola atau tema rangkaian
kejadian-kejadian. Agar pemikirannya lebih sistematis, perlu diberikan kode
sebagai berikut:
- RR : Refleksi tentang
apa yang di rasakan oleh peneliti, yaitu bagaimana pengamat serta prasangka dan
sikapnya terhadap responden.
- RA : Refleksi
Analisis. Dalam penelitian naturalistik analisis dilakukan sejak awal
pengumpulan data. Data harus di lakukan analisis dalam usaha untuk mencari makna,
walaupun masih bersifat sementara. Analisis akan mendorong merumuskan
pertanyaan baru yang memerlukan data baru yang dapat lebih memantapkan tafsiran
atau justru membantah tafsiran. Analisis dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara data.
- RM : Refleksi Metodologi.
Dalam penelitian naturalistik/ kulaitatif, tidak harus mengikuti
langkah-langjkah yang telah ditetapkan. Metode penelitian tidak dapat
dipastikan akan tetapi harus dipikirkan setiap kali menghadapi situasi baru.
- RJ : Refleksi
Penjelasan. Bila ada hal-hal yang perlu mendapat penjelasan, misal mengenai
sejarah, latar belakang lembaga, dan sebagainya dapat dimasukkan dalam bagian
ini.
- RE : Refleksi Etis.
Penelitian harus memegang teguh norma-norma penelitian, harus dijaga betul agar
nama baik responden jangan tercemar, misal dengan memberi nama samaran. Bahkan
kadang lokasi penelitian bisa disamarkan.