Rabu, 23 Januari 2013

(New) Tugas Ilmu Sosial Dasar


A. Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan

1. Apa perbedaan Ilmu, Pengetahuan, dan Ilmu Pengetahuan ?

Jawab :

·   Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu.·   Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.

·    Ilmu Pengetahuan adalah sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan kedalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu.


2. Apa yang dimaksud dengan :
  • Metode Ilmiah ?
  • Cara Berfikir : Analitis, Sintetis, Induktif, dan Deduktif ?
Jawab :

Metode ilmiah atau proses ilmiah/scientific method merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.

Cara Berfikir Analitis adalah proses berpikir yang mendorong kita membuat keputusan yang lebih baik. Pertama kita menggunakan proses berpikir kreatif untuk memperoleh bermacam-macam pilihan solusi untuk masalah yang kita hadapi, kemudian kita perlu menggunakan proses berpikir analitis untuk memilih beberapa alternatif solusi yang terbaik.

Cara Berfikir Sintetis, Cara berpikir ini sangat diperlukan dalam era informasi yang berlimpah. Kita harus bisa mensintesa informasi, atau memilah-milah informasi dan memilih serta mengintegrasi informasi dan pengetahuan yang kita perlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, mencari solusi terhadap masalah, ataupun memberikan rekomendasi dan menjawab pertanyaan.

Cara Berfikir Induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.

Cara Berfikir Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

3. Beri penjelasan era/masa Perkembangan Teknologi ?

Jawab :

Pada era/masa Perkembangan Teknologi saat ini kehidupan manusia tak luput dari berbagai macam teknologi dalam kehidupan sehari-hari mulai dari informasi, komunikasi, pendidikan, kesehatan, pekerjaan dsb. Adapula dampak yang berpengaruh pada masa Perkembangan Teknologi ini, yakni Dampak Positif dan Negatif. Dampak positifnya yaitu manusia dipermudah dalam berbagai macam hal dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya sehingga dalam hal ini manusia benar-benar di servis atau dilayani seperti raja, kita ambil saja contohnya seperti "internet" pada masa sebelum hadirnya internet manusia diharuskan bekerja keras dalam mendapatkan suatu informasi yang dicarinya seperti pinjam buku di perpustakaan, bertanya pada orang yang lebih ahli mengenai suatu informasi yang dicari tersebut dll. memang itu semua masih diperlukan sampai saat ini, namun setelah internet hadir ditengah-tengah kehidupan kita, kita cukup duduk santai dirumah, menyalakan laptop/PC menggunakan modem atau Handphone kemudian buka browser lalu tinggal searching/cari dengan mengketikkan informasi yang ingin dicari dan tekan enter, selesai. lihat apa yang teradi ratusan, ribuan atau bahkan jutaan informasi mengenai informasi tersebut muncul tanpa harus bersusah payah kesana-sini, agar lebih sempurna sediakan minuman serta cemilan untuk menemani anda. Bahkan ada jasa untuk anda yang tidak dapat berinternetan dirumah karena tidak memiliki laptop/PC ataupun alat lainnya yang bersangkutan, jasa tersebut adalah "WARNET/Warung Internet". Dengan adanya jasa tersebut anda dapat berinternet dengan gembira dengan koneksi yang bagus (tergantung warnetnya), coba bandingkan dengan masa sebelum hadirnya internet berbeda jauh bukan?? nah, coba kita lihat Dampak Negatifnya. Dengan tumbuhnya Perkembangan Teknologi yang begitu cepat bahkan sangking cepatnya setiap harinya selalu ada produk teknologi baru untuk memudahkan dalam berbagai macam hal, Hal inilah yang mengakibatkan manusia menjadi malas untuk beraktifitas/berusaha lebih untuk mencapai suatu hal. Seperti halnya Handphone, memang manfaat handphone begitu besar dalam kehidupan manusia yakni kita dimudahkan dalam urusan komunikasi. Bahkan saat ini Fungsi Handpone yang tadinya hanya untuk bertelefon dan sms ditingkatkan fiturnya menjadi lebih canggih seperti adanya kamera, video recorder, pemutar music, layanan office, dan aplikasi-aplikasi menarik. Justru hal tersebutlah yang membuat kurangnya komunikasi terhadap orang lain, coba anda lihat sekeliling anak muda masa kini jika sedang berkumpul, pasti salah satu diantaranya lebih mementingkan gadgetnya dari pada bertegur sapa dengan temannya yang berdekatan.

4. Bagaimana hubungan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam meningkatkan kesejahteraan/taraf hidup masyarakat ?

Jawab :

Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalih fungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan.

Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.

Manusia mengembangkan IPTEK dalam rangka untuk mengolah SDA yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dimana dalam pengembangan IPTEK harus didasarkan terhadap moral dan kemanusiaan yang adil dan beradab, agar semua masyarakat bisa merasakan IPTEK secara merata. Begitu juga diharapkan SDM nya bisa lebih baik lagi, apalagi banyak kemudahan yang kita dapatkan.

Peradaban bangsa dan masyarakat dunia di masa depan sudah dipahami dan disadari akan berhadapan dengan situasi serba kompleks dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Cabang-cabang IPTEK itu telah memunculkan berbagai perkembangan yang sangat cepat dengan implikasi yang menguntungkan bagi manusia atau sebaliknya. Pesatnya kemajuan IPTEK memerlukan penguasaan, pemanfaatan, dan kemajuan IPTEK untuk memperkuat posisi daya saing dalam kehidupan global. Perkembangan IPTEK disamping bermanfaat untuk kemajuan masyarakat Indonesia juga memberikan dampak negatif.

Sumber :

B. Agama dan Masyarakat

1. Bagaimana perkembangan Agama di Indonesia ?

Jawab :

Agama yang ada di Indonesia bisa dibilang beraneka ragam dan cukup banyak walaupun memang jenisnya tidak sebanyak agama di beberapa Negara lain yang mencapai puluhan.

DI Indonesia ada 5 agama saja yang diakui dan di terima yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan juga Budha, sementara untuk agama yang diluar itu dilarang ada di Indonesia. Nah Indonesia ini merupakan salah satu Negara yang memiliki penduduk sangat besar dan mayoritas orang-orang didalamnya menganut agama Islam.

Sejarah masuknya kelima agama tersebut ke dalam Indonesia bisa dibilang sangat menarik dan patut untuk diketahui khususnya bagi anda yang merasa orang Indonesia. Sekitar tahun 100-400 Masehi, kerajaan-kerajaan Hindu awal seperti Kutai dan Tarumanegara mulai berkembang di Indonesia.

Saat itu 2 kerajaan inilah yang mulai menyebarkan ajaran agama di Indonesia yaitu agama Hindu. Kemudian pada tahun 500-700 Masehi agama selanjutnya yaitu Budha mulai masuk dan di perantarai oleh beberapa kerajaan seperti Sriwijaya, Melayu Tua dan juga Kalingga. Pada masa ini sudah mulai terbentuk sebuah jalur perdagangan antara Sumatera Kanton dan Damaskus. Agama yang saat ini mendominasi Indonesia sendiri yaitu Islam, baru masuk ke Indonesia pada tahun 700-730 Masehi dimana saat itu dibawa oleh Dinasti Umayah yang dipimpin oleh Sulaeman Abdul Majid.

Pada masa ini King Java Sinna yang berasal dari Kalingga masuk dalam agama Islam, selain itu juga sudah mulai terbentuk jalur perdagangan antara Indonesia, Teluk Persi dan juga Damaskus. Beberapa tahun kemudian perkembangan agama Budha semakin meningkat dengan masuknya Dinasti Tang yang berasal dari China dan berhasil mengalahkan Kerajaan Sriwijaya Jambi dan kemudian membangun ulang menjadi kerajaan Sriwijaya Palembang dan juga Dinasti Syailendra di Jawa. Pada jangka waktu yang cukup lama yaitu pada tahun 732-1409 kerajaan Hindu kembali dikembangkan oleh kerajaan Mataram Kuno yang terkenal dengan kekuatan armadanya dan pada masa ini juga berdiri Dinasti Isana. Namun sekitar tahun 1050 Masehi Dinasti Isana ini digantikan oleh kerajaan Kediri. Agama Islam kembali berkembang pada tahun 1100-1200 dan kali ini melalui perantara Dinasti Fatimiyah Mesir, dan pada masa ini berdiri kerajaan Perlak Taj Alam. Tahun 1222, Kerajaan Singosari menggantikan posisi kerajaan Kediri di Jawa dan kemudian berhasil merebut beberapa daerah penghasil kekayaan alam di daerah Sumatera, Maluku, Bali, Kalimantan Barat sampai dengan Malaysia.

Kerajaan Samudera Pasai yang cukup terkenal itu baru berdiri sekitar tahun 1285 dan dipimpin oleh Ismail as Sidiq. Namun disamping itu pada tahun 1294 Kerajaan Majapahit berhasil menggantikan Singosari melalui Raden Wijaya dan juga dengan memanfaatkan pasukan dari tentara Cina. Selang 3 tahun kemudian, kerajaan Majapahit semakin memperluas kekuasaannya dengan berhasil mengalahkan kerajaan Perlak. Dan akhirnya Majapahit sempat menjadi Kerajaan yang sangat ditakuti pada tahun 1331-1364 melalui Perdana Menteri yang nama besarnya masih terkenal hingga saat ini yaitu Gajah Mada. Gajah Mada ini sempat membuat sebuah sumpah yang terkenal dan kontroversial yang bernama Sumpah Palapa dimana didalam sumpah ini Gajah Mada berambisi untuk memonopoli perdagangan dan memusnahkan semua pemerintahan Islam di Nusantara.

Dibawah panglima perangnya Adityamarwan, kerajaan Majapahit berhasil merebut beberapa daerah penghasil rempah di daerah Sumatera. Kerajaan Majapahit sempat melancarkan serangan ke kerajaan Aru yang dipimpin oleh Sultan Firman Al Karim dan Laksamana Hang Tuah, namun kuatnya pertahanan kerajaan tersebut membuat Majapahit harus mundur dan mengakui kegagalan serangannya terhadap kerajaan Aru. Pada tahun 1401 Kerajaan Majapahit akhirnya harus runtuh setelah berhasil dihancurkan oleh tentara Pagar Ruyung yang ternyata berkhianat dalam pertempuran. Dan bersamaan dengan itu kerajaan Islam semakin berkembang dengan masuknya Mazhab Hanafy dan Dinasti Ming yang dipimpin oleh Laksamana Haji sam Po Bo. Akhirnya dibawah kepemimpinan Laksamana tersebut, Dinasti Ming berhasil menguasai Selat Malaka pada tahun 1405. Pada masa Laksamana Haji sam Po Bo ini sempat terbentuk sebuah komunitas Muslim Cina di daerah Palembang Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaka dan bahkan Filipina. Sempat juga mendirikan masjid-masjid di daerah Jakarta, Tuban dan juga Mojokerto. Sayangnya Islam Mazhab Hanafy yang dikembangkan dengan menggunakan bahasa Cina Tionghoa gagal di pulau Jawa ini dan hasilnya masjid-masjid yang awalnya digunakan untuk penyebaran agama Islam ini malah berubah menjadi Klenteng.

Namun pada tahun 1541 dibawah kepemimpinan Raden Rahmat atau yang dikenal sebagai Sunan Ampel berhasil menyebarkan budaya Islam Hanafy setelah mengganti bahasa Cina Tionghoa dengan bahasa Jawa. Perkembangan agama Kristen dimulai ketika Portugis berhasil merebut Malaka pada tahun 1511 yang kemudian berlanjut menyebarkan budaya agama Kristen ini hingga sukses ke Nusa Tenggara dan beberapa daerah lainnya. Pihak Islam berhasil bertahan terhadap budaya penyebaran Kristen Eropa pada tahun 1511-1740.

Namun disamping itu perkembangan agama Kristen semakin membesar setelah Belanda berhasil merebut monopoli perdagangan dan kemudian sukses menyebarkan agama Kristen di daerah Minahasa, Ambon, Batak dan juga tanah Taro dan Toraja.

Islam kembali berkembang semakin besar dan cepat setelah banyak sekali organisasi-organisasi Islam tumbuh di Indonesia dan kemudian semakin menyebarkan ajaran agamanya di Indonesia yang hingga saat ini organisasi Islam tersebut masih ada dan terus berkembang. Organisasi Islam yang saat ini sudah terkenal di Indonesia adalah Muhammadiyah dan juga NU.

Sumber : 
http://www.anneahira.com/agama-di-indonesia.htm

2. Apa yang dimaksud dengan Toleransi beragama & bagaimana sikap kita terhadap Toleransi ? Berikan contoh

Jawab :

                Kata Toleransi berasal dari kata asing yaitu tolerare yang artinya bertahan atau memikul. Dari kata tersebut toleransi merujuk pada adanya suatu kerelaan untuk menerima adanya orang lain yang bebeda. Menurut Webster’s New American Dictionary arti toleransi adalah memberi kebebasan dan berlaku sabar dalam menghadapi orang lain. Padanan kata toleransi dalam bahasa arab yaitu tasamuf yang berati memberikan sesuatu  untuk saling mengizinkan dan saling memudahkan. Dari beberapa pendapat di atas toleransi dapat diartikan sebagai sikap menenggang, membiarkan, baik berupa pendirian, kepercayaan, dan kelakuan yang dimiliki seseorang atas yang lain. Dengan kata lain toleransi adalah sikap lapang dada terhadap prinsip orang lain. Toleransi tidak berarti seorang harus mengorbankan kepercayaan atau prinsip yang dianutnya. (Ajad, 2009:141-142)

         Agama merupakan pedoman hidup pemeluknya. Ia memberi kepada pemeluknya pedoman atau petunjuk yang menyangkut segala aspek kehidupannya. Agama juga merupakan suatu kepercayaan terhadap sesuatu yang dianggap gaib dan menjadikannya prinsip bertindak dan bertingkah laku bagi para pemeluknya. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa toleransi beragama adalah sikap lapang dada dalam menghargai kepercayaan, prinsip dan pegangan hidup orang lain tanpa harus mengakui kebenaran atau mengorbankan kepercayaan yang dianutnya.

              Di  negeri ini telah menjadi semacam conventional wisdom, bahkan semacam hukum yang tidak tertulis, seakan-akan setiap orang harus beragama. Kewajiban atau keharusan beragama atau berkepercayaan itu pun masih  dibatasi lagi, yaitu orang hanya dapat memeluk salah satu agama yang diakui.(Soedjati, 1995:65)

                Untuk itu kita harus bisa menumbuhkan sikap bertoleransi terhadap umat beragama lainnya karena kita hidup di lingkungan yang tumbuh dengan berbagai macam agama didalamnya. Pertanyaanya kenapa kita harus bertoleransi?? Manusia tidak dapat hidup di dunia ini sendiri/individual karena manusia membutuhkan teman untuk saling bekerjasama dan melengkapi, maka dari itu keuntungan bertoleransi adalah jika umat agama kita sedang dalam kesulitan mungkin umat agama lain dapat membantu kita dengan caranya tersendiri.

Dan berikut beberapa contoh sikap bertoleransi antar umat beragama :

1.   saling menghargai/menghormati ketika umat lain melaksanakan ibadah
2.   saling tolong – menolong dalam setiap kesulitan
3.   bisa menerima semua pendapat
4.   menyediakan tempat sholat buat tamu yg Muslim
5.   saling berkunjung/bersilaturahmi untuk menjalin komunikasi yang harmonis
6.   berteman dengan semua penganut agama (tidak pilah-pilih)
7.   perhatian kepada kaum minoritas
8.   menjaga sopan santun ketika berkunjung kerumah seseorang yg berbeda agama

Kesimpulan :
“Kita semua bersaudara meskipun berbeda”

Sumber :

C. Prasangka, Diskriminasi, dan Emosentis

1. Menurut anda apakah di Indonesia masih terjadi diskriminasi ? Jelaskan dan Beri contoh

Jawab :

            Menurut beberapa informasi yang saya baca saya rasaTingkat Diskriminasi di Indonesia masih tergolong tinggi, Sebab Hal ini terlihat dari masih banyaknya pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap kaum minoritas.

Seperti yang dikatakan Ahmad Fuad Fanani, Peneliti Maarif Institute dalam diskusi Negara, Agama, dan Problem Perlindungan Hak-hak Minoritas, di Kantor Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat "Kita melihat ada sebuah keganjilan pasca orde baru, salah satu sisi merasakan demokrasi, ekspresi, berserikat. Tetapi di sisi lain meningkatnya diskriminasi terhadap orang-orang minoritas

Menurut beliau juga, ada beberapa daerah yang mulai menekan hak-hak kaum minoritas dengan membangun syariat yang tidak sesuai dengan Pancasila. Dia menjelaskan, terjadinya diskriminasi pada kaum minoritas tidak terlepas dari kurang tegasnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam memberikan perlindungan kaum minoritas.

Diskriminasi juga sering terdengar terjadi terhadap persoalan Agama, seperti halnya tindak kekerasan, penyerangan, pengusiran paksa, penolakan pengakuan kartu identitas, dan bentuk diskriminasi lainnya terhadap mereka. Hal semacam itu dapat mudah kita lihat di surat kabar maupun media elektronik seperti berita di televisi maupun internet. Entah mana yang benar ataupun yang salah sepertinya pemerintah atau lembaga terkait dapat menyelesaikan permasalah ini secara tuntas agar tidak berlarut-larut.

Sumber : 
http://m.sindonews.com/read/2012/12/19/15/698880/diskriminasi-di-indonesia-masih-tinggi
Baca Selengkapnya(New) Tugas Ilmu Sosial Dasar

Senin, 14 Januari 2013

Tugas ISD : VIII. Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat


PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT

Pertentangan sosial di dalam masyarakat merupakan salah satu konflik yang biasanya timbul dari berbagai faktor-faktor sosial yang ada di dalam masyarakat itu sendiri. Pertentangan sosial ataupun konflik adalah salah satu konsekuensi dari adanya perbedaan-perbedaan dan tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat misalnya peluang hidup, gengsi, hak istimewa, dan gaya hidup. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang menyebabkan pertentangan sosial:

PERBEDAAN KEPENTINGAN

Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu dan sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri.Sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu di dalam manifestasi pemenuhan dari kepentingan tersebut.Secara psikologis ada 2 jenis kepentingan dalan diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.Individu satu berbeda dengan individu yang lainya.
Berikut ini merupakan faktor perbedaan tersebut:
a. Faktor Bawaan
b. Faktor Lingkungan Sosial

Kedua faktor diatas merupakan suatu contoh faktor yang dapat menimbulkan suatu perbedaan.Perbedaan disini dibedakan atas faktor bawaan yaitu suatu faktor yang memang timbul berdasarkan faktor perasaan ataupun bawaan seorang individu dalam menyelesaikan masalahnya.Faktor yang lainnya adalah faktor lingkungan sosial yang merupakan suatu faktor yang terjadi sangat dekat dengan lingkungan sekitar kita.Sebagaimana kita tahu, lingkungan merupakan suatu tempat pendidikan yang paling dekat dengan diri setiap individu yang dapat menentukan baik tidaknya seorang individu di dalam lingkungan sosialnya.

PRASANGKA, DISKRIMINASI DAN ETHOSENTRIS

Prasangka merupakan dasar pribadi seseorang yang setiap orang memilikinya, sejak masih kecil unsur sikap bermusuhan sudah nampak.Prasangka selalu ada pada mereka yang berpikirnya sederhana dan masyarakat yang tergolong cendekiawan, sarjana, dan pemimpin atau negarawan.Prasangka dan diskriminasi ini merupakan tindakan yang dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat.Dalam kaitan dengan dasar kebutuhan pribadi, prasangka menunjukkan pada aspek sikap.Sedangkan untuk diskriminasi menunjukkan pada aspek-aspek tindakan.
Menurut Gordon Allproc (1958) ada 5 pendekatan dalam menentukan sebab terjadinya prasangka:

1. Pendekatan Historis
Didasarkan atas teori Pertentangan Kelas yaitu menyalahkan kelas rendah yang imperior, dimana mereka yang tergolong dalam kelas atas mempunyai alasan untuk berprasangka terhadap kelas rendah.
2. Pendekatan Sosio Kultural dan Situasional
Meliputi mobilitas sosial, konflik antar kelompok, stigma perkantoran dan sosialisasi.
3. Pendekatan Kepribadian
Teori ini menekankan kepada faktor kepriadian sebagai penyebab prasangka (Teori Frustasi Agresi).
4. Pendekatan Fenomenologis
Ditekankan bagaimana individu memandang/mempersepsikan lingkungannya, sehingga persepsilah yang menyebabkan prasangka.
5. Pendekatan Naive
Menyatakan bahwa prasangka lebih menyoroti objek prasangka dan tidak menyoroti individu yang berprasangka.

Etnosentrisme merupakan sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan orang lain dengan menggunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Dan diajarkan kepada anggota kelompok secara sadar atau tidak, bersama-sama dengan nilai kebudayaan.
Stereotype merupakan suatu tanggapan dan anggapan yang bersifat jelek dan tantangan mengenai sifat-sifat dan watak pribadi orang/golongan lain yang bercorak negatif sebagai akibat tidak lengkapnya informasi dan sifatnya subjektif.

PERTENTANGAN SOSIAL KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT

Konflik (Pertentangan) cenderung menimbulkan respon-respon yang bernada ketakutan atau kebencian.Konflik dapat memberikan akibat yang merusak terhadap diri seseorang, anggota kelompok.Konflik dapat mengakibatkan kekuatan yang konstruktif dalam hubungan kelompok.
Ada 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik:
1. Terdapat 2 atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat konflik.
2. Unit tersebut mempunyai perbedaan yang tajam (kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap dan gagasan).
3. Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.Terjadinya konflik bisa pada didalam diri seseorang, didalam kelompok dan didalam masyarakat.

Cara-cara pemecahan konflik:

1. Elimination
Yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, diungkapkan dengan “kami mengalah”, “kami keluar”, “kami membentuk kelompok sendiri”.
2. Subjugation/Domination
Yaitu orang/pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang/pihak lain untuk mentaatinya.
3. Majority Rule
Yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consent
Yaitu kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.
5. Compromise
Yaitu semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
6. Integration
Yaitu pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.

GOLONGAN-GOLONGAN YANG BERBEDADAN INTEGRASI SOSIAL

Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan.integrasi masyarakat dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.

Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupakan tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.

Bentuk Integrasi sosial

Asimilasi yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli.
Alkulturasi yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.

Faktor-Faktor terjadinya masalah sosial

1.Faktor Internal: Faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, karena biasanya timbul dari suatu perasaan yang dialami oleh seorang individu itu sendiri.
· Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
· Tuntutan kebutuhan
· Jiwa dan semangat gotong royong
2. Faktor External: Faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri, karena biasanya timbul dari suatu masalah yang dialami oleh seorang individu itu sendiri di dalam lingkungan sosialnya.
· Tuntutan perkembangan zaman
· Persamaan kebudayaan
· Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
· Persaman visi, misi, dan tujuan
· Sikap toleransi
· Adanya kosensus nilai
· Adanya tantangan dari luar

Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial

1. Untuk meningkatkan Integrasi Sosial, Maka pada diri masing-masing harus mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
2. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.

INTEGRASI NASIONAL

Integrasi Nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.Selain itu dapat pula diartikan bahwa integrasi bangsa merupakan kemampuan pemerintah yang semakin meningkat untuk menerapkan kekuasaannya di seluruh wilayah (Mahfud MD, 1993: 71).
Integrasi tidak sama dengan pembauran atau asimilasi.
Integrasi diartikan integrasi kebudayaan, integrasi sosial, dan pluralisme sosial.
Pembauran dapat berarti asimilasi dan amalganasi.
Integrasi kebudayaan berarti penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan mengenai berapa unsur kebudayaan (cultural traits) mereka, yang berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi suatu sistem kebudayaan yang selaras (harmonis).
Melalui difusi (penyebaran), di mana-mana unsur kebudayaan baru diserap ke dalam suatu kebudayaan yang berada dalam keadaan konflik dengan unsur kebudayaan tradisional tertentu.





Sumber :
http://rinifauziahrumalutur.wordpress.com/2012/11/25/tugas-isd-ke-3-pertentangan-sosial-dan-integrasi-masyarakat/



Baca SelengkapnyaTugas ISD : VIII. Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

Tugas ISD : X. Agama dan Masyarakat


Pengertian Agama

Agama berasal dari bahasa sansekerta “agama” yang berarti tradisi sedang kan dari kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti mengikat kembali, yang maksudnya adalah dengan berreligi seseorang mengikat dirinya dengan Tuhan.  
Menurut kamus besar bahasa Indonesia agama merupakan system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan.

Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan hakikat kehidupan, tentang Tuhan dan kesadaran akan maut menimbulkan religi, dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampai pada pengalaman agamanya para tasuf. Kemudian, pada urutannya agama  yang diyakininya merupakan sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan sosialnya, dan kembali kepada konsep hubungan agama dengan masyarakat, dimana pengalaman keagamaan akan terefleksikan pada tindakan sosial, dan individu dengan masyarkat seharusnyalah tidak bersifat antagonis.

Membicarakan peranan agama dalam kehidupan sosial menyangkut dua hal yang hubungannya sangat erat, memiliki aspek-aspek yang terpelihara yaitu pengaruh dari cita-cita agama dan etika agama dalam kehidupan individu dari kelas sosial dan grup sosial, perseorangan dan kelektivitas, dan mencakup kebiasaan dan cara semua unsur asing agama diwarnainya. Yan g lainnya juga menyangkut organisasi dan fungsi dar lembaga agama sehingga agama dan masyarakat itu berwujud kolektivitas ekspresi nilai-nilai kemanusiaan yang mempunyai seperangkat arti mencakup perilaku sebagai pegangan individu (way of life) dengan kepercayaan dan taat kepada agamanya.

Karena latar belakang sosial yang berbeda dari masyarakat agama, maka masyarakat akan memiliki sikap dan nilai yang berbeda pula. Kebutuhan dan pandangan kelompok terhada prinsip keagamaan berbeda-beda, kadang kala kepentingannya dapat tercermin atau tidak sama sekali. Karena itu kebhinekaan kelompok dalam masyarakat akan mencerminkan perbedaan jenis kebutuhan keagamaan. Timbul hubungan dua arah, tidak hanya kondisi sosial saja yang menyebabkan lahir dan menyebarkan ide serta nilai-nila, tetapi bila ide dan nilai itu telah terlembaga, maka akan mempengaruhi tindakan manusia.

Dalam proses sosial, hubungan nilai dan tujuan masyarakat relatif harus stabil dalam setiap momen. Bila terjadi perubahan dan pergantian bentuk sosial serta kultural, hancurnya bentuk sosial dan kultural lama, masyarakat dipengaruhi oleh berbagai perubahan sosial. Setiap kelompok berbeda dalam kepekaan agama dan cara merasakan titik kritisnya. Dalam kepekaan agama berbeda tentang makna, dan  masing-masing kelompok akan menafsirkan sesuai dengan kondisi yang dihadapinya. Demikian pula berbeda tingkatan merasakan “titik kritis” dalam  ketidak pastian, ketidakberdayaan dan kelangkaan untuk masing-masing kelompok.

Fungsi Agama

Fungsi agama dalam masyarakat ada tiga aspek yaitu kebudayaan, sistem sosial dan kepribadian. Ketiga aspek tersebut merupakan kompleks fenomena sosial terpadu yang pengaruhnya dapat diamati dalam perilaku manusia, sehingga timbul pertanyaan sejauh mana fungsi lembaga agama dalam memelihara sistem, apakah lembaga agama terhadap kebudayaan sebagai suatu sistem, dan sejauh manakah agama dalam mempertahankan keseimbangan pribadi melakukan fungsinya. Pertanyaan itu timbul sebab sejak dulu sampai saat ini, agama itu masih ada dan mempunyai fungsi, bahkan memerankan sejumlah fungsi.

Sebagai kerangka acuan penelitian empiris, teori fungsional memandang masyarakat sebagai suatu lembaga sosial yang seimbang. Manusia mementaskan dan menolakan kegiatannya menurut norma yang berlaku umum, peranan serta statusnya. 

teori fungsional dalam melihat kebudayaan pengertiannya adalah, bahwa kebudayaan itu berwujud suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sistem sosial yang terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang beriteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya, setiap saat mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat teta kelakuan, bersifat konkret terjadi di sekeliling. Dalam hal ini kebudayaan menentukan situasi dan kondisi bertindak, mengatur dengan sistem sosial berada dalam batasan sarana dan tujuan, yang dibenarkan dan yang dilarang. Kemudian agama dengan referensi transendensi merupakan aspek penting dalam fenomena kebudayaan sehingga timbul pertanyaan, apakah posisi lembaga agama terhadap kebudayaan merupakan suatu sistem.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana masalah fungsional dalam konteks teori fungsional kepribadian, dan sejauh mana agama mempertahankan keseimbangan pribadi melakukan fungsinya. Kepribadian dalam hal ini merupakan suatu dorongan, kebutuhan yang kompleks, kecenderungan, memberikan tanggapan serta nilai dsb yang sistematis. Kepribadian sudah terpola melalui proses belajar dan atas otonominya sendiri. Sebagai ilustrasi sistem kepribadian adalah Id, Ego dan Superego yang ada dalam situasi yang terstruktur secara sosial.

Teori fungsionalisme melihat agama sebagai penyebab sosial yang dominan dalam terbentuknya lapisan sosial, perasaan agama dan termasuk konflik sosial. Agama dipandang sebagai lembaga sosial yang menjawab kebutuhan mendasar yang dapat dipenuhi kebutuhan nilai-nilai duniawi. Tetapi tidak menguntik hakikat apa yang ada di luar atau referensi transendental (istilah Talcott parsons).

Aksioma teori fungsional agama adalah, segala sesuatu yang tidak berfungsi akan lenyap dengan sendirinya, karena agama sejak dulu sampai saat ini masih ada, mempunyai fungsi, dan bahkan memerankan sejumlah fungsi. Teori fungsionalis agama juga memandang kebutuhan “sesuatu yang mentransendensikan pengalaman” (referensi transendental) sebagai dasar dari karakteristik dasar eksistensi manusia meliputi:
1.      Manusia hidup dalam kondisi ketidakpastian; hal penting bagi keamanan dan kesejahteraan manusia berada di luar jangkauannya
2.      Kesanggupan manusia untuk mengendalikan dan mempengaruhi kondisi hidupnya terbatas, dan pada titik dasar tertentu kondisi manusia dalam kaitan konflik antara keinginan dengan lingkungan ditandai oleh ketidak berdayaan.
3.      Manusia harus hidup bermasyarakat dimana ada alokasi yang teratur dari berbagai fungsi, fasilitas, dan ganjaran. Ini mencakup pembagian kerja dan produk. Dalam hal ini tentu masyarakat diharuskan berada dalam kondisi imperatif, yaitu ada suatu tingkat superordinasi dan subordinasi dalam hubungan manusia. Kelangkaan ini menimbulkan perbedaan distribusi barang dan nilai, dengan demikian menimbulkan deprivasi relatif.

Jadi seorang fungsionalis memandang agama sebagai petunjuk bagi manusia untuk mengatasi diri dari ketidak pastian, ketidakberdayaan dan kelangakaan dan agama dipandang sebagai mekanisme penyesuaian yang paling dasar terhadap unsur-unsur tersebut.

Fungsi agama dalam pengukuhan nilai-nilai, bersumber pada kerangka acuan yang bersifat sakral. Dalam setiap masyarakat sanksi sakral mempunyai kekuatan memaksa istimewa, karena ganjaran dan hukumannya bersifat duniawi dan supramanusiawi dan ukhrowi.

Fungsi agama dibidang sosial adalah fungsi penentu, dimana agama  menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka.

Masalah fungsionalisme agama dapat dianalisis lebih mudah pada komitmen agama. Dimensi agama, menurut Roland Robertson (1984), diklasifikasikan berupa keyakinan, praktek, pengalaman, pengetahuan dan konsekuensi.
  1. Dimensi keyakinan mengandung perkiraan atau harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu, bahwa ia akan mengikuti kebenaran ajaran-ajaran agama.
  2. Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan memuja dan berbakti yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata.
  3. Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan tertentu, yaitu orang yang benar-benar religius pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan yang langsung dan subjektif realitas tertinggi, mampu berhubungan meskipun singkat dengan suatu perantara yang supernatural.
  4. Dimensi pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan, bahwa orang-orang yang bersikap religius akan memiliki informasi tentang ajaran-ajaran pokok keyakinan dan upacara keagamaan, kitab suci, dan tradisi-tradisi keagamaan mereka.
  5. Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan dan pembentukan citra pribadinya.


Masyarkat – masyarakat industri Sekular

Masyarakat industri bercirikan dinamikan dan semakin berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan, sebagian besar penyesuaian-penyesuaian terhadap alam fisik, tetapi yang penting adalah penyesuaian-penyesuaian terhadap alam fisik, tetapi yang penting adalah penyesuaian-penyesuaian dalam hubungan kemanusian sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai konsekuensi penting bagi agama. Salah satu  akibatnya adalah anggota masyarakat semakin terbiasa menggunakan metodi empiris berdasarkan penalaran dan efisiensi dalam menanggapi masalah kemanusiaan, sehingga lingkungan yang bersifat sekular semakin meluas seiring dengan pengorbanan lingkungan yang sakral.

Pelembagaan Agama

Agama begitu universal, permanen dan mengatur dalam kehidupan sehingga bila tidak memahami agama, akan sukar memahami masyarakat. Lembaga agama adalah apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi dan struktur agama.
Dimensi ini mengidentifikasi pengaruh-pengaruh kepercayaan, praktek, pengalaman, dan pengetahuan keagamaan di dalam kehidupan sehari-hari. Terkandung makna ajara “kerja” dalam pengertian teologis.
Kaitan agama dengan masyarakat dapat mencerminkan tida tipe, meskipun tidak menggambarkan sebenarnya secara utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1945).

A.            Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral.


Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyarakat menganut agama yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam kelompok keagamaan adalah salam. Agama menyusup ke dalam kelompok aktivitas yang lain. Sifat-sifatnya:

1.            Agama memasukkan pengaruhnya yang sakral ke dalam sistem nilai masyarakat secara mutlak.
2.            Dalam keadaan lembaga lain selain keluarga relatif belum berkembang, agama jelas menjadi fokus utama bagi pengintegrasian dan persatuan dari masyarakat secara keseluruhan. Dalam hal ini nilai-nilai agama sering meningkatkan konservatisme dan menghalangi perubahan.

           B.            Masyarakat Praindustri yang sedang Berkembang

Keadaan masyarakatnya tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi daripada tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada sistem nilai dalam tiap masyarakat ini, tetapi pada saat yang sama lingkungan yang sakral dan yang sekular itu sedikit banyaknya masih dapat dibedakan. Dilain pihak, agama tidak memberikan dukungan sempurna terhadap aktivitas sehari-hari, agama hanya memberikan dukungan terhadap adat istiadat, dan terkadang merupakan suatu sistem tingkah laku tandingan terhadap sistem yang telah disahkan. Nilai-nilai keagamaan dalam masyarakat menempatkan fokus utamanya pada pengintegrasian kaitan agama dengan masyarkat.

Organisasi keagamaan yang tumbuh secara khusus semula dari pengalaman agama tokoh kharismatik pendiri organisasi, kemudian menjadi organisasi keagamaan yang terlembaga. Muhamadiyah, sebuah organisasi sosial Islam yang penting, dipelopori oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan yang menyebarkan pemikiran Muhammad Abduh dari Tafsir Al-Manar.

Dari contoh sosial, lembaga keagamaan berkembang sebagi pola ibadah, pola ide-ide, kententuan (keyakinan), dan tampil sebagai bentuk asosiasi atau organisasi. Pelembagaan agama puncaknya terjadi pada tingkat intelektual, tingkat pemujaan (ibadat) dan tingkat organisasi.

Tampilnya organisasi agalam adalah akibat adanya “Perubahan batin” atau kedalaman beragama, mengimbangai perkembangan masyarakat dalam hal alokasi fungsi, fasilitas, produksi, pendidikan dsb. Agama menuju ke pengkhususan fungsional. Pengaitan agama tersebut mengambil bentuk dalam berbagai corak organisasi keagamaan.




sumber :
http://furikurniati.webs.com/tugasisd9.htm

Baca SelengkapnyaTugas ISD : X. Agama dan Masyarakat

Tugas ISD : IX. Ilmu Pengetahuan, Teknologi & Kemiskinan


Ilmu Pengetahuan

          “ Ilmu pengetahuan” lazim digunakan  dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, “ ilmu “ dan “ pengetahuan “, yang masing-masing punya identities sendiri-sendiri. Dan oleh Bacon & David Home pengetahuan diartikan sebagai pengalaman indera dan batin. Menurut Imanuel Kant pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman. Dari berbagai macam pandangan tentang pengetahuan diperoleh  sumber-sumber pengetahuan berupa ide, kenyataan, kegiatan akal-budi,  pengalaman, sintesis budi, atau meragukan karena tak adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang pasti.

Untuk membuktikan pengetahuan itu benar, perlu berpangkal pada teori kebenaran pengetahuan :
  1. Pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu
  2. Pengetahuan dianggap benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan
  3. Pengetahuan dianggap benar apabila mempunyai konsekwensi praktis dalam diri yang mempunyai pengeahuan itu.
          Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ; ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Epistemologis hanyalah merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan. Ontologis dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan.Komponen aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan. Dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berpikir analitis, sistesis, induktif dan deduktif. Yang terakhir ialah pengujian kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari berbagai hal yang merupakan pengingkaran.

Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :
  • Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif
  • Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada
  • Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam budi yang digunakan untuk mencapai ilmu
  • Merasa pasti bahwa setiap  pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Teknologi

            Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan bahwa pengetahuan (body of knowledge), dan teknologi sebagai suatu seni (state of arts ) yang mengandung pengetian berhubungan dengan proses produksi; menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan ketrampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. Teknologi memperlihatkan fenomenanya alam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya berjudul “the technological society” (1964) tidak mengatakan teknologi tetapi teknik, meskipun artinya sama. Menurut Ellul istilah teknik digunakan tidak hanya untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas  metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas manusia.
Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagia berikut :
  1. Rasionalistas,
  2. Artifisialitas
  3. Otomatisme
  4. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
  5. Monisme
  6. Universalisme
  7. Otonomi.
Teknologi yang berkembang dengan pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagaia berikut :
1.    Teknik meluputi bidang ekonomi,
2.    Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer
3.Teknik meliputi bidang manusiawi.

Alvin Tofler (1970) mengumpamakan teknologi itu sebagai mesin yang besar atau sebuah akselarator (alat pemercepat) yang dahsyat, dan ilmu pengetahuan sebagai bahan bakarnya.

Kemiskinan

          Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal :
1.    Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
2.    Posisi  manusia dalam lingkungan sekitar
3.    Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat, dansistem nilai yang dimiliki.

          Nilai uang sebgai patokan bagi penetapan pendapatan minimal yang diperlukan, sehingga garis kemiskinan ditentukan oleh tingkat pendapatan minimal ( versi bank dunia, dikota 75 $ dan desa 50 $AS perjiwa setahun, 1973) ( berapa sekarang ? ).
Berdasarkan ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.    Tidak memiliki faktor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll
2.    Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha
3.    Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD
4.    Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
5.    Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
Kemiskinan menurut orang lapangan (umum) dapat dikatagorikan kedalam tiga unsur :
1.    Kemiskinan yang disebabkan handicap badaniah ataupun mental seseorang
2.    Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam
3.    Kemiskinan  buatan. Yang  relevan dalam hal ini adalah kemiskinan buatan, buatan manusia terhadap manusia pula yang disebut kemiskinan structural. Itulah kemiskinan yang timbul oleh dan dari struktur-struktur  buatan manusia, baik struktur ekonomi, politik, sosial maupun cultural.

          Kemiskinan menjadi suatu kebudayaan atau subkultur, yang mempunya struktur dan way of life yang telah turun temurun melalui jalur keluarga. Kemiskinan (yang membudaya) itu disebabkan oleh dan selama proses perubahan sosial secara fundamental, seperti transisi dari feodalisme ke kapitalisme, perubahan teknologi yang cepat, kolonialisme, dsb.obatnya tidak lain adalah revolusi yang sama radikal dan meluasnya.




sumber :

Baca SelengkapnyaTugas ISD : IX. Ilmu Pengetahuan, Teknologi & Kemiskinan